Hiking dan mendaki gunung adalah
olahraga rekreasi yang bisa dilakukan siapa saja. Bila sekedar wisata
menjelajah alam bebas sambil membawa ransel di pundaknya, mulai anak remaja,
pria atau wanita dewasa, hingga orang tua yang belum lanjut usia pasti bisa melakukannya.
Fakta di atas benar adanya,
namun hal tersebut hanya berlaku pada situasi / kondisi alam terbuka yang ramah
untuk didaki.
Setiap bukit, gunung, lembah,
atau apa pun tujuan hiking kita, memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan
berbeda beda. Bila kita masih awam olahraga alam terbuka tetapi memilih lokasi
dengan kondisi medan yang berbahaya, berhati-hatilah, sebab keselamatan jiwa
kita adalah taruhannya.
Penggiat olahraga alam terbuka
yang baik selalu membuat persiapan, yang dapat berguna dalam mengatasi kesulitan
yang mungkin terjadi di lapangan. Ketika memulai aktivitas olahraga di alam
terbuka penting untuk membekali diri kita dengan pengetahuan dasar dan beberapa
skill berikut :
1. MEMBUAT MANAJEMEN
PERJALANAN
Penggiat olahraga alam terbuka
yang baik, selalu membuat rencana dan mempersiapkannya sebelum melakukan
aktivitas di alam terbuka.
Mereka tahu bagaimana menghemat
energi dalam menghadapi setiap medan yang menantang, mereka tahu batasan
kekuatan fisiknya, seperti mengidentifikasi dan mempelajari resiko yang bisa
datang kapan saja saat beraktivitas di alam terbuka.
Apalagi jika kita seorang leader
sebuah team pendakian, tentu perlu membuat manajemen yang baik agar perjalanan
yang dilakukan berjalan sukses, aman dan lancar.
2. MEMILIH KOSTUM YANG AMAN
Bagaimanakah gaya fashion anda
saat di lapangan? Berpakaian dengan selera sendiri tentunya sah-sah saja untuk
dilakukan. Kita bebas memakai kaos oblong kah, rok mini, celana jeans, sepatu
pantofel atau mungkin pake highheels, keputusan itu ada pada diri sendiri, toh
segala resiko kita sendiri yang akan menanggung. Namun kita perlu tahu, bahwa
keliru memakai pakaian bisa membahayakan keselamatan diri kita.
Saat mengalami cuaca buruk,
pakaian dengan bahan yang tidak anti angin dan air, serta sulit kering
berpeluang jadi penyebab serangan hipotermia. Bijaklah dalam memilih pakaian
yang kita pakai, perhatikan bahan pakaian, disarankan untuk menggunakan pakaian
yang windproof dan waterproof.
3. KETERAMPILAN ORIENTASI
ARAH (READ NATURE'S SIGNS)
Keterampilan orientasi arah
sangat diperlukan saat berada di alam terbuka. Ketika kita berada di dalam
hutan, untuk sekedar mencari arah mata angin mungkin akan sangat kesulitan bila
kita tidak punya keterampilan orientasi arah yang baik. GPS serta aplikasi GPS
pada smartphone bisa kita andalkan, namun seberapa lama alat canggih itu bisa
bertahan?
Segala hal yang ditenagai oleh
listrik pasti akan mati saat energi habis, semua barang elektronik akan sulit
digunakan saat cuaca buruk, dan juga mereka sangat rentan mengalami kerusakan.
Solusi terbaik adalah membawa peta dan kompas (dan harus tahu cara
menggunakannya).
Pengetahuan dan peralatan peta /
kompas cara paling ampuh yang dapat diaplikasikan dalam kondisi paling buruk
yang mungkin akan kita alami pada saat di lapangan.
4. KETERAMPILAN MEMBUAT
SHELTER (BASIC KNOTS)
Saat kita terjebak cuaca buruk,
terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanan, atau kemalaman di perjalanan,
kemampuan untuk membuat shelter darurat akan sangat menolong kita. Dua shelter
yang bisa kita buat berupa bivak alam, dan bivak fabrikan (: poncho dan
flysheet).
5. KETERAMPILAN MEMBUAT API
(KNIFE / TOOL SKILL)
Menyalakan lilin saat mati lampu
atau menyalakan kompor untuk memasak di rumah adalah hal yang terlalu mudah
bahkan untuk dilakukan seorang anak kecil sekalipun. Namun membuat api di alam
bebas saat cuaca sedang buruk, saat korek api dan korek gas milik kita dalam
keadaan basah, adalah hal yang sangat sulit sekaligus sangat berharga jika
berhasil kita lakukan.
Latihlah kemampuan ini sebaik
mungkin, agar saat keadaan buruk datang, kita akan jadi 'rescuer' yang bisa
menolong diri sendiri dan team kita dengan kemampuan membuat api untuk membakar
/ memasak dan menghangatkan badan.
6. PENGELOLAAN LIMBAH (LEAVE
NO TRACE)
Gunung bukan tempat TINJA.
Membawa kembali sampah yang dibawa saat mendaki wajib kita lakukan. Bagaimana
dengan sampah yang dihasilkan perut kita? Membuang hajat adalah hal yang
sifatnya normal, namun kita perlu melakukannya dengan cara yang baik dan benar.
Lakukan di area yang jauh dari
jalur pendakian, camp area, dan jauh dari sumber air. Jangan cemari area
konservasi alam dengan membuang limbah secara sembarangan.
7. MEMBUAT TANDA BAHAYA
(DISTRESS SIGNALS)
Pastikan kita telah
memberitahukan rencana dan waktu kita pulang pada orang lain. Dengan begitu,
saat kita tersesat dalam perjalanan (pulang tidak tepat waktu), orang lain akan
segera menghubungi pihak-pihak terkait yang akan mengirimkan team penolong
untuk kita
Meski team penolong telah mulai
melakukan pencarian, namun team penolong tidak langsung menemukan kita secara
mudah, maka dari itu kita perlu memiliki kemampuan untuk membuat sinyal tanda
bahaya, yang memberitahukan team penolong saat ini posisi kita berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar